Minggu, 13 Juni 2021

 AKSI NYATA MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 NI NENGAH MUDIANI,S.Pd_CGP Angkatan 1 Kabupaten Karangasem

Salam_bahagia,
Hallo sahabat Blogger,,Pada kesempatan ini, penulis hadir lagi dalam tema Aksi Nyata dalam Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran, yang mana ini merupakan tagihan tugas didalam Modul 3, sub Modul 3.1 pada Program Pendidikan Guru Penggerak

Latar belakang

Dalam masa Pembelajaran daring disetiap sekolah, baik itu sekolah yang berlokasi didesa maupun diperkotaan akan banyak menemui hambatan didalamnya, dikarenakan Pandemi Covid-19 yang membatasi pertemuan langsung antara murid dan pendidik disekolah. Terbatasnya sarana dan prasarana oleh siswa sangat berdampak pada proses pembelajaran pada murid dan guru, yanga mana akan berpengaruh juga akan minat belajar serta capaian nilai akhir siswa tersebut. Hal serupa juga saya alami disekolah,adalah Angga, salah seorang murid kelas 5B yang tidak memiliki Smartphone didalam belajar Daring, merupakan satu Dilema Etika bagi saya selaku Pendidik, jika dibiarkan dia dengan nyaman dirumah tanpa belajar adalah suatu hal yang salah, dan jika dipaksakan supaya dia punya Smartphone juga salah, karena memang dia dari keluarga miskin, dan jika dilakukan Guru Kunjung juga dia terkadang tidak dirumah karena membantu kakeknya yang membuat Sanggah, hal ini merupakan dilemma etika.

A.    Peristiwa (Fact)

Dalam kesempatan yang tak terduga saya sempat berbincang dan mencoba menyelami siswa saya yang tidak memiliki Smartphone tersebut dalam sebuah proses Coaching ringan disekolah.
Siswa pun dengan santai dan jujur mengakui memang tidak memiliki Smartphone untuk belajar Daring dengan Google Meet ataupun WhatsApp. Disamping itu saya juga sempat menghadirkan orang tua siswa tersebut kesekolah, mengadakan farenting terkait keadaan ini, dan memang benar siswa tersebut tidak memiliki Smartphone dirumahnya. Alasan saya mengadakan Coaching disini adalah mengetahui serta mengukur sejauh mana semangat belajar siswa walau tidak memiliki Smatphone serta menggali ide dari siswa untuk menyiasati keadaan ini.
Hasil dari Coaching ini pun berujung pada ide luar biasa oleh siswa, dia meminta diajari disekolah dengan waktu terjadwal, dan orang tunyapun sangat antusias atas ide anaknya tersebut, dan Klinik Belajar pun tercipta disekolah, dengan mengundang siswa yang dibawah nilai standar, jadwalpun saya susun dengan teknis setiap 2 kali seminggu belajar dalam Klinik Belajar disekolah dengan jumlah siwa 5 orang serta durasi tiap pertemuan maksimal 30 menit dan dengan prokes yang ketat.

B.     Perasaan (Feelings)

Sebagai seorang Pemimpin Pembelajaran didalam mengambil keputusan saya tentunya merasa lega dan bahagia, karena keputusan yang saya ambil bisa membahagiakan orang lain tanpa ada yang merasa dirugikan dalam hal ini, serta bisa memberikan dampak baik dan positif atas pembelajaran tersebut kepada murid lain yang mana bisa ikut bergabung juga didalam Kegiatan Klinik Belajar tersebut

C.    Pembelajaran (Findings)

Dalam menjalankan serangkaian Aksi Nyata diatas, ada hal yang bisa saya ambil secara garis besarnya yaitu bisa Keputusan yang saya ambil bisa membahagiakan orang lain tanpa adanya perasaan terluka atas segala dampaknya.

Kegagalan : Dalam proses Aksi Nyata tersebut saya merasa tidak menunjukan adanya kegagalan, karena keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yang saya ambil bisa berguna bagi orang lain yaitu murid saya, sehingga bisa menyiasati keadaan dengan jalan Klinik Belajar.

Keberhasilan : Sebagai Pemimpin pembelajaran didalam Mengambil suatu keputusan atas Proses Aksi Nyata diatas sangat berhasil, bisa membahagiakan orang lain atas keputusan yang saya ambil, berguna dan efektif bagi murid dan guru.

D.    Penerapan Kedepan (Future)

Didalam sebuah proses yang sudah berhasil dilalui pasti aka nada perubahan teknis serta lain hal dimasa yang akan mendatang, sehingga perbaikan sudah pasti aka nada, sehingga dimasa mendatang segala bentuk pencapaian akan lebih baik lagi dan akan lebih sempurna, saya juga memohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dari segala kekurangan dimasa sekarang sehingga akan lebih sempurna lagi dimasa yang akan datang.


Dokumentasi kegiatan Aksi Nyata:




Seorang siswa kelas 5 yang tidak memiliki Smartphone dalam mengikuti Pembelajaran Daring, merupakan Dilema Etika bagi pemimpin pembelajaran, sedang komunikasi dengan siswa untuk menemukan kesepakatan belajar bersama ditengah Pandemi


Rapat / koordinasi dengan Komite Sekolah, Guru dan Kepala Sekolah terkait permasalahan siswa yang tidak memiliki Smartphone untuk mengikuti Pembelajaran Daring, dari sekian solusi yang ada, Klinik Belajar adalah solusi jitu yang sangat didukung dan disepakati dalam rapat.


Kegiatan Klinik Belajar disekolah, sebuah metode yang disepakati, sekaligus jalan efective mengatasi permasalahan murid yang tidak memiliki Smartphone (pertemuan siswa maksimal 5 orang dengan durasi waktu 30 menit setiap kali pertemuan, pertemuan dijadwalkan dua kali seminggu)


Proses kegiatan Klinik Belajar mampu membuat siswa belajar menyenangkan dan bahagia, mereka bisa saling bercerita tentang keluhan dan motivasi mereka belajar, saling sharing dan menemukan hal baru dalam Klinik Belajar.

Segala bentuk kesulitan yang siswa hadapi akan menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik, sebagai Pemimpin Pembelajaran didalam pengambilan sebuah keputusan yang nantinya keputusan yang diambil itu bisa membahagiakan semua orang tanpa ada merasa dirugikan.





 

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Aksi Nyata Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid dengan Mendesign Ruang Kelas yang nyaman untuk Belajar. Ni Nengah Mudian...