AKSI NYATA MODUL 3.1
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
NI NENGAH MUDIANI,S.Pd_CGP Angkatan 1 Kabupaten Karangasem
Latar belakang
Dalam masa
Pembelajaran daring disetiap sekolah, baik itu sekolah yang berlokasi didesa
maupun diperkotaan akan banyak menemui hambatan didalamnya, dikarenakan Pandemi
Covid-19 yang membatasi pertemuan langsung antara murid dan pendidik disekolah.
Terbatasnya sarana dan prasarana oleh siswa sangat berdampak pada proses
pembelajaran pada murid dan guru, yanga mana akan berpengaruh juga akan minat
belajar serta capaian nilai akhir siswa tersebut. Hal serupa juga saya alami
disekolah,adalah Angga, salah seorang murid kelas 5B yang tidak memiliki
Smartphone didalam belajar Daring, merupakan satu Dilema Etika bagi saya selaku
Pendidik, jika dibiarkan dia dengan nyaman dirumah tanpa belajar adalah suatu
hal yang salah, dan jika dipaksakan supaya dia punya Smartphone juga salah,
karena memang dia dari keluarga miskin, dan jika dilakukan Guru Kunjung juga
dia terkadang tidak dirumah karena membantu kakeknya yang membuat Sanggah, hal
ini merupakan dilemma etika.
A. Peristiwa
(Fact)
Dalam kesempatan
yang tak terduga saya sempat berbincang dan mencoba menyelami siswa saya yang
tidak memiliki Smartphone tersebut dalam sebuah proses Coaching ringan
disekolah.
Siswa pun dengan santai dan jujur mengakui memang tidak memiliki Smartphone
untuk belajar Daring dengan Google Meet ataupun WhatsApp. Disamping itu saya
juga sempat menghadirkan orang tua siswa tersebut kesekolah, mengadakan
farenting terkait keadaan ini, dan memang benar siswa tersebut tidak memiliki
Smartphone dirumahnya. Alasan saya mengadakan Coaching disini adalah mengetahui
serta mengukur sejauh mana semangat belajar siswa walau tidak memiliki
Smatphone serta menggali ide dari siswa untuk menyiasati keadaan ini.
Hasil dari Coaching ini pun berujung pada ide luar biasa oleh siswa, dia
meminta diajari disekolah dengan waktu terjadwal, dan orang tunyapun sangat
antusias atas ide anaknya tersebut, dan Klinik Belajar pun tercipta disekolah,
dengan mengundang siswa yang dibawah nilai standar, jadwalpun saya susun dengan
teknis setiap 2 kali seminggu belajar dalam Klinik Belajar disekolah dengan
jumlah siwa 5 orang serta durasi tiap pertemuan maksimal 30 menit dan dengan
prokes yang ketat.
B. Perasaan
(Feelings)
Sebagai seorang
Pemimpin Pembelajaran didalam mengambil keputusan saya tentunya merasa lega dan
bahagia, karena keputusan yang saya ambil bisa membahagiakan orang lain tanpa
ada yang merasa dirugikan dalam hal ini, serta bisa memberikan dampak baik dan
positif atas pembelajaran tersebut kepada murid lain yang mana bisa ikut
bergabung juga didalam Kegiatan Klinik Belajar tersebut
C. Pembelajaran
(Findings)
Dalam menjalankan
serangkaian Aksi Nyata diatas, ada hal yang bisa saya ambil secara garis
besarnya yaitu bisa Keputusan yang saya ambil bisa membahagiakan orang lain
tanpa adanya perasaan terluka atas segala dampaknya.
Kegagalan : Dalam proses Aksi Nyata tersebut saya merasa tidak
menunjukan adanya kegagalan, karena keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
yang saya ambil bisa berguna bagi orang lain yaitu murid saya, sehingga bisa
menyiasati keadaan dengan jalan Klinik Belajar.
Keberhasilan : Sebagai Pemimpin pembelajaran didalam Mengambil
suatu keputusan atas Proses Aksi Nyata diatas sangat berhasil, bisa
membahagiakan orang lain atas keputusan yang saya ambil, berguna dan efektif
bagi murid dan guru.
D. Penerapan
Kedepan (Future)
Didalam sebuah proses yang sudah berhasil dilalui
pasti aka nada perubahan teknis serta lain hal dimasa yang akan mendatang,
sehingga perbaikan sudah pasti aka nada, sehingga dimasa mendatang segala
bentuk pencapaian akan lebih baik lagi dan akan lebih sempurna, saya juga
memohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dari segala kekurangan
dimasa sekarang sehingga akan lebih sempurna lagi dimasa yang akan datang.
Dokumentasi kegiatan Aksi Nyata:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar